Senin, 22 Januari 2018

LITERATUR JURNAL INTERNASIONAL PERMACULTURE

Learning in the Permaculture Community of Practice in England: An Analysis of the Relationship between Core Practices and Boundary Processes
Julie Ingrama, Damian Mayea, James Kirwana, Nigel Currya &
Katarina Kubinakovaa
a Countryside & Community Research Institute, University
of Gloucestershire, Oxstalls Lane Longlevens, Gloucester,
Gloucestershire, GL2 9HW, UK
Published online: 18 Mar 2014.

Ringkasan : journal ini berisi tentang pemanfaat kegiatan Praktek dalam komunitas permalkuture (Cop) sebagai kerangka proses belajar diantara sekelompok komunitas dengan praktisi permaculture di Inggris. Pendekatan dilakukan dengan mewawancarai 14 praktisi permaculture termasuk ahli permaculture yang tersebar di Inggris. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa dengan adanya komunitas pembelajaran mengenai permaculture akan lebih terikat secara nilai kebersama, kesukaan, semangat baik antara participant dan prkatisi. Dengan pemebelajaran melalui komunitas ini memungkinkan juga melakukan pembelajaran secara interaksi langsung atau dengan system pembelajaran lainnya. Selain itu dalam penelitian ini ditemukan implikasi bahwa ada kekurangan potensi pembelajaran komunitas permaculture yaitu lebih besar sebagai penyedia fasilitas dialog antara pedagang dan permaculture di pinggiran.   

Dari jurnal ini bisa kita terapkan untuk memulai gerakan permaculture di indonesia dengan efektif dan efesien adalah membentuk suatu komunitas permaculture. Komunitas ini sebaiknya di kelola oleh praktisi pertanian permaculture di indonesia dan sebagian lagi oleh dosen. Selanjutnya, pengajaran tidak hanya dalam memulai kegiatan permaculture, melainkan diberikan tips bagaimana memasarkan hasil tani tanpa ketergantungan terhadap buyer. Bisa dilkukan dengan system onlen shop, jual dari rumah ke rumah, ataupun dengan cara penjualan hasil olahan.


Sustainable Organizing: A Multiparadigm
Perspective of Organizational Development
and Permaculture Gardening

By : Delia Mannen1, Scott Hinton2, Tineke Kuijper2, and Todd Porter2
Journal of Leadership & Organizational Studies 19(3) 355– 368 © Baker College 2012 Reprints and permission: sagepub.com/journalsPermissions.nav DOI: 10.1177/1548051812442967 http://jlo.sagepub.


Ringkasan : Dalam journal ini dibahas mengenai kombinasi dari 14 prinsip permaculture dengan 12 prinsip teori pengorganisasian pertanian berkelanjutan. Penulis mengartikan pendekatan untuk pengorganisasian pertanian berkelanjutan diperlukan desain dengan melihat gejala alam (kebaikan untuk alam) sehingga menghasilkan sumberdaya melimpah tanpa mengorbankan kebutuhan generasi penerus. Sedangkan permaculuture merupakan cara seseorang untuk mengatur diri mereka untuk memulihkan alam, pertanian berkelanjutan  dan ketahanan pangan.


Permaculture for agroecology:
design, movement, practice, and worldview. A review

by : Rafter Sass Ferguson & Sarah Taylor Lovell
INRA and Springer-Verlag France 2013. This article is published with open access at Springerlink.com
Accepted: 17 September 2013 /Published online: 25 October 2013


Agroekologi merupakan alternatif yang menjanjikan untuk industry pertanian, dengan potensi untuk menghindari sosial negative dan konsekuensi ekologis produksi input-intensive. Transisi ke produksi agroekologi adalah kompleks proyek yang membutuhkan beragam kontribusi dari luar lembaga ilmiah Oleh karena itu, para ahli agribisnis berkolaborasi dengan produsen tradisional dan gerakan agroekologi. Permakultur adalah salah satu gerakan agroekologis seperti itu, dengan luas distribusi internasional dan pendekatan unik untuk perancangan sistem. Meski memiliki profil publik yang tinggi, permaculture tetap ada relatif terisolasi dari penelitian ilmiah. Padahal potensinya kontribusi permakultur terhadap transisi agroekologi sangat bagus, Hal ini dibatasi oleh isolasi dari sains, juga dari klaim yang terlalu menyederhanakan, dan tidak adanya definisi yang jelas.
Poin utama dari Analisis ini adalah sebagai berikut: (1) Prinsip dan topik sebagian besar melengkapi dan bahkan memperluas prinsip dan topik yang ditemukan di literatur agroekologi (2) Pendekatan khas untuk abadi polikultur, pengelolaan air, dan pentingnya Konfigurasi agroekosistem melebihi apa yang didokumentasikan di literatur ilmiah dan dengan demikian menyarankan jalan penyelidikan yang menjanjikan. (3) Diskusi tentang praktik secara konsisten mengurangi kompleksitas, tantangan, dan risiko yang dihadapi produsen dalam pengembangandiversifikasi dan sistem produksi terpadu. (4) Pergerakan adalah memobilisasi berbagai bentuk dukungan sosial untuk keberlanjutan, di lokasi geografis beragam. (5) Dan beasiswa di permaculture selalu menjadi sektor marginal yang beragam, namun berkembang.




An Integral Framework for Permaculture
Brad McManus
The Sustainability Centre, Thailand

Makalah ini menyajikan Permakultur sebagai pendekatan perancangan sistem untuk bekerja dengan alam. Kerangka Integral diterapkan untuk mengidentifikasi fokus Permakultur saat ini dan cara agar bisa menjadi lebih holistik. Dengan berbuat demikian, Holon dibahas dalam konteks sifat saling terkait keberadaan kita. Spiral pembangunan termasuk tingkat atau 'gelombang' disajikan, bersamaan dengan petunjuk utama untuk memperhatikan kesehatan spiral di semua tingkat atau 'gelombang' dan di semua lini atau 'arus' pembangunan. Tanpa fokus ini, usaha untuk melihat keseluruhannya gambar mungkin tidak lengkap dan terfragmentasi. Kerangka Integral untuk Permakultur disajikan. Keuntungan-keuntungan Mengadopsi pendekatan semacam itu dibahas, bersamaan dengan peran pilihan pribadi dan tanggung jawab pribadi bermain dalam mengejar kesadaran yang lebih besar dan cara hidup yang lebih berkelanjutan.


Feeding and healing the world:
through regenerative agriculture and
permaculture

CHRISTOPHER J. RHODES
Science Progress (2012), 95(4), 345446
doi: 10.3184/003685012X13504990668392

Penawaran permakultur dan pertanian regenerative berpotensi sarana untuk menyediakan makanan dan bahan dalam skala kecil, dan alamat isu emisi karbon yang lebih luas, dan kekurangan sumber daya. Sejak lebih dari setengah Penduduk dunia tinggal di kota-kota, nampaknya memperkuat ketahanan Dari lingkungan ini, dengan menggunakan permakultur perkotaan, mungkin merupakan strategi penting dalam mencapai penurunan yang diukur dalam penggunaan energi dan sumber daya lainnya dari pada runtuhnya peradaban yang tiba-tiba.


INTI SARI PERMAKULUTURE, PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN PRODUK ORGANIK:


Di dalam permakultur perlu adanya pemahaman akan kondisi lansekap dan penataan ruang didalamnya karena perlu memperhatikan kondisi atau keadaan tanah dan tanaman yang memungkinkan untuk tumbuh. Konsep permakultur merupakan konsep yang berupaya untuk menjaga Pertanian berkelanjutan, karena permakultur menjaga harmonisasi alam dan manusia yang berarti menjaga nilai nilai budaya setempat.  Pertanian dengan permakuluture sejatinya pasti akan menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan Manusiawi. Di indonesia permaculuture belum dikenal oleh banyak orang, namun jika kita mulai mengenal dan mempraktikan konsep permaculture kedalam kegiatan bertani maka sudah tentu hasil produk menjadi produk organic. Salah satu konsep perkebunan yang sudah memakai teknik permaculture kedalam bisnisnya adalah “Bumi langit  di Yogyakarta”. 

Minggu, 21 Januari 2018

TEKNIK BUDIDAYA TALAS PRATAMA


Salah satu sumber pangan alternative selain beras yang berpotensi untuk dikembangkan adalah talas (Colocasia esculenta L.). Berbagai macam jenis talas sudah menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Salah satu ta-las unggulan hasil dari seleksi dari koleksi bersama peneliti bioteknologi LIPI (M.S Prana, Tatang Kuswara dan Maria L.) adalah jenis talas Pratama. Talas ini menghasilkan umbi besar, tidak gatal, dan tahan hama/penyakit. Potensi hasil dari Talas Pratama mencapai 30 ton-50 ton umbi/Ha.

TEKNIK BUDIDAYA TALAS PRATAMA

 Kesesuaian lahan :
Ketinggian : 0 – 1.200 M dpl
Curah hujan : 600 – 3.000 ml / tahun
Tanah : Latosol
pH tanah : 4,5—6,0

 Persiapan benih:
1. Benih merupakan anak tanaman (Stolone) yang diambil dari Induk tanaman Talas Pratama.
2. Tinggi benih 40cm-50cm yakni umur 3 bulan.
3. Daun benih talas di potong, yang tesisa pucuk benih yang masih kuncup.
 Persiapan Tanam :
1. Jarak tanam 1m x 1m (disesuaikan dengan kondisi lahan setempat)
2. Lubang tanam adalah 30cm x 30cm x 20cm

 Penanaman :
Penanaman dilakukan setelah persiapan tanam dan sanitasi kemudian diberikan campuran nutrisi se-bagai berikut:
1. Pupuk kandang /kompos 7kg
2. Pupuk NPK : 10 gr
3. granular/furadan) 5gr (setiap 2 bulsn sekali)

 Perawatan :
1. Pemupukan susulan dilakukan pada tanaman yang berumur 4 bulan dengan pupuk kompos/pupuk kan-dang sebanyak 3 kg/tanaman. Pemberian pupuk su-sulan dipermukaan tanah berupa NPK dilakukan sebanyak 10gr.
2. Hama pada tanaman talas pratama berupa cacing tanah, sehingga penambahan pestisida anti cacing (furadan) diperlukan pada umur 3 bulan dan 5 bulan. Hama belalang pun jadi salah satu serangan yang biasa muncul meski jarang sekali ditemukan. Se-dangkan penyakit pada tanaman berupa bercak daun (taro leaf blight), penyemprotan pestisida dilakukan rutin seminggu sekali apabila terlihat gejala serangan.
3. Pengairan diperlukan pada saat musim kemarau ada-lah seminggu satu kali dengan jumlah 1—2 liter/
tanaman. Sebaiknya arah penyiraman langsung disiram ke akar tanaman.
4. Pemisahan anakan dari indukan dilakukan pa-da umur talas 2 bulan menggunakan bamboo yang telah diruncingkan seperti huruf (V). Anakan tersebut bisa di buang atau dikembang-biakan kembali menjadi bibit.
5. Penyiangan dari rumput liar harus terus dil-akukan agar nutrisi tanaman talas tidak ter-ganggu oleh gulma dan sanitasi di dalam kebun terjaga.
6. Pembuatan guludan pada tanaman dilakukan pada saat pemupukan susulan dengan cara tanah di buat gundukan sekitar tanaman tinggi 10cm-15cm.
7. Panen dilakukan pada saat talas berumur 7 bulan dengan ciri—ciri fisik daun segar tanaman layu dan mengecil hingga tersisa 2 atau 3 daun saja pada satu tanaman. Pemanenan dilakukan dengan mengambil umbi secara hati hati dari dalam tanah, dicuci dan bersihkan dari akarnya, lalu potong pelepah daun hingga talas setinggi 40cm dari pangkal pelepah umbi. Hindari umbi dari gesekan dan benturan saat pengiriman untuk mengurangi resiko kerusakan (busuk).TALAS PRATAMA SUMEDANG

Sistem Agribisnis seperti apakah yang cocok untuk Indonesia?


Permasalahan :
Negara Indonesia dengan kekayaan alam dan kekayaan iklim namun masih banyak petaninya yang “miskin” dan masih belum bisa memenuhi permintaan pasar dalam negeri? Mengapa bisa demikian? Sistem seperti apa yang pantas?
Pemecahan Masalah dari sudut pendang saya (sebagai pelaku usaha tani) :
            Menurut saya agribisnis mampu memberikan kemakmuran untuk pelaku usahanya. Sebagai contoh, dalam waktu setahun saja saya sudah bisa memecahkan rekor penjualan ciplukan hingga mencapai 50 juta per bulan. Pendapatan tersebut saya dapatkan salah satunya dari penciptaan ide kreasi dan kerja keras dalam menerapkan sistem manajemen “integrasi vertical” di dalam perusahaan.  Oleh karena itu, Kemakmuran bisa di rasakan secara cepat dan merata jika subsitem agribisnis di control manajemennya secara integrasi vertical. Secara tersirat agribisnis perlu manajemen dan pengontrolan yang baik. Untuk lebih jelas saya akan memberikan sistem seperti apa yang cocok untuk indonesia :
1.     Pendidikan dasar : Indonesia agar lebih cepat berkembang pertaniannya  yaitu dengan membuat program alumni fresh graduate pertanian wajib masuk desa minimal selama 2 tahun didampingin mentor pembisnis. Sepertinya petani muda indonesia harus mengadopsi sistem mahasiswa kedokteran yang sedang koas, dimana disana para mahasiswa akan dilatih lagi untuk mengasah keterampilan mereka. Bisnis pertanian tidak bisa dilakukan tanpa latihan terlebih dahulu, karena disana akan melatih mental liar calon pengusaha pertanian.
2.     Sistem pertanian yang cocok agar indonesia berkembang cepat adalah dengan pola integrasi vertical oleh beberapa pengusaha petani muda.  Dimana komando produksi, komando pemasaran dan komando distribusi di pegang masih oleh satu grup perusahaan. Komando vertical akan lebih terarah untuk satu tujuan sehingga semua elemen sistem bisa bekerjasama.
3.     Petani muda yang sudah membangun desa atau mengelola sumberdaya desa diberikan insentif bantuan modal atau peralatan untuk pengembangan bisnis.  Mengapa begitu? Sepengelaman saya, modal untuk pengembangan bisnis akan lebih besar daripada memulai bisnis akibat penetrasi pasar yang mulai besar. Pemerintah boleh membantu permodalan dengan tetap memantau arah perusahaan anak anak muda dalam negeri. Perusahaan pertanian yang sudah mulai bagus prospeknya sebaiknya pemerintah akusisi sahamnya, jangan di biarkan perusahaan baru itu di akusisi oleh perusahaan asing. Sehingga nantinya, pemerintah tetep bisa mendapatkan pemasukan bahkan mengontrol harga pangan pertanian dari para pengusaha startup yang sudah bersinergi dengan pemerintah.

4.     Pemerintah harus dominan mengatur kepemilikan lahan. Permasalah utama produksi yang kian menyusut dan lahan pertanian berkurang adalah karena sistem bagi waris. Orang tua di Negara indonesia tidak pernah memikirkan tanahnya nanti akan diapakan oleh anak anaknya, jadi suka asal bagi bagi warisan tanah. Sebaiknya bagi bagi warisan bukan dalam bentuk tanah tapi dalam bentuk uang atau barang lain. Tanah hanya boleh di jual atau wariskan kepada orang memang sudah diatur pemerintah untuk memegang bisnis pertanian, bukan untuk dikembangkan ke bisnis property atau yang lainnya. 

TEKNIK PEMYEMAIAN CIPLUKAN

Teknik penyemaian benih ciplukan yang baik adalah :
1. Sterilisasi media tanam berupa 1 kg pupuk kompos dan 1 kg tanah dengan cara penyangraian selama 30menit (hingga uap airnya tidak ada/kering).

2. Masukan kedalam polibag ukuran 30cmx30cm. Biarkan dingin media semainya.
3. Setelah media tanam dingin baru taburkan kedalam polibag benih golden berry secara merata dipermukaan media tersebut. Kemudian ditutup lagi tanah yg sudah steril.
4. Boleh di tudungi seperti ini untuk menghindari jamur, menjaga kelembaban, dan semaian cpt tinggi. Namun bs juga tanpa tudung agar simpel.
5. Jangan lupa disiram tiap sore secukupnya. Tunggu hingga 2 minggu benih golden berry akan muncul tunas.
6. Jika sudah tinggi (umur 1,5 bulan maka siap dipindah tanamkan ke alam terbuka. Bisa juga ke polibag baru. (sumber: Waida Farm)