Learning in the Permaculture Community of
Practice in England: An Analysis of the Relationship between Core Practices and
Boundary Processes
Julie Ingrama, Damian Mayea, James Kirwana, Nigel Currya &
Katarina Kubinakovaa
a Countryside
& Community Research Institute, University
of Gloucestershire, Oxstalls Lane
Longlevens, Gloucester,
Gloucestershire, GL2 9HW, UK
Published online: 18 Mar 2014.
Ringkasan :
journal ini berisi tentang pemanfaat kegiatan Praktek dalam komunitas
permalkuture (Cop) sebagai kerangka proses belajar diantara sekelompok
komunitas dengan praktisi permaculture di Inggris. Pendekatan dilakukan dengan
mewawancarai 14 praktisi permaculture termasuk ahli permaculture yang tersebar
di Inggris. Hasil dari penelitian ditemukan bahwa dengan adanya komunitas
pembelajaran mengenai permaculture akan lebih terikat secara nilai kebersama,
kesukaan, semangat baik antara participant dan prkatisi. Dengan pemebelajaran
melalui komunitas ini memungkinkan juga melakukan pembelajaran secara interaksi
langsung atau dengan system pembelajaran lainnya. Selain itu dalam penelitian
ini ditemukan implikasi bahwa ada kekurangan potensi pembelajaran komunitas
permaculture yaitu lebih besar sebagai penyedia fasilitas dialog antara
pedagang dan permaculture di pinggiran.
Dari jurnal ini
bisa kita terapkan untuk memulai gerakan permaculture di indonesia dengan
efektif dan efesien adalah membentuk suatu komunitas permaculture. Komunitas
ini sebaiknya di kelola oleh praktisi pertanian permaculture di indonesia dan
sebagian lagi oleh dosen. Selanjutnya, pengajaran tidak hanya dalam memulai
kegiatan permaculture, melainkan diberikan tips bagaimana memasarkan hasil tani
tanpa ketergantungan terhadap buyer. Bisa dilkukan dengan system onlen shop,
jual dari rumah ke rumah, ataupun dengan cara penjualan hasil olahan.
Sustainable Organizing: A Multiparadigm
Perspective of Organizational Development
and Permaculture Gardening
By : Delia Mannen1, Scott Hinton2, Tineke Kuijper2, and Todd Porter2
Journal of Leadership & Organizational Studies 19(3) 355– 368 ©
Baker College 2012 Reprints and permission: sagepub.com/journalsPermissions.nav
DOI: 10.1177/1548051812442967 http://jlo.sagepub.
Ringkasan : Dalam journal ini dibahas
mengenai kombinasi dari 14 prinsip permaculture dengan 12 prinsip teori
pengorganisasian pertanian berkelanjutan. Penulis mengartikan pendekatan untuk
pengorganisasian pertanian berkelanjutan diperlukan desain dengan melihat
gejala alam (kebaikan untuk alam) sehingga menghasilkan sumberdaya melimpah
tanpa mengorbankan kebutuhan generasi penerus. Sedangkan permaculuture
merupakan cara seseorang untuk mengatur diri mereka untuk memulihkan alam,
pertanian berkelanjutan dan ketahanan
pangan.
Permaculture for agroecology:
design, movement, practice, and worldview. A
review
by : Rafter Sass
Ferguson & Sarah Taylor Lovell
INRA and Springer-Verlag
France 2013. This article is published with open access at Springerlink.com
Accepted: 17 September 2013
/Published online: 25 October 2013
Agroekologi merupakan
alternatif yang menjanjikan untuk industry pertanian, dengan potensi untuk
menghindari sosial negative dan konsekuensi ekologis produksi input-intensive. Transisi
ke produksi agroekologi adalah kompleks proyek yang membutuhkan beragam
kontribusi dari luar lembaga ilmiah Oleh karena itu, para ahli agribisnis
berkolaborasi dengan produsen tradisional dan gerakan agroekologi. Permakultur
adalah salah satu gerakan agroekologis seperti itu, dengan luas distribusi
internasional dan pendekatan unik untuk perancangan sistem. Meski memiliki
profil publik yang tinggi, permaculture tetap ada relatif terisolasi dari
penelitian ilmiah. Padahal potensinya kontribusi permakultur terhadap transisi
agroekologi sangat bagus, Hal ini dibatasi oleh isolasi dari sains, juga dari klaim
yang terlalu menyederhanakan, dan tidak adanya definisi yang jelas.
Poin utama dari
Analisis ini adalah sebagai berikut: (1) Prinsip dan topik sebagian besar melengkapi
dan bahkan memperluas prinsip dan topik yang ditemukan di literatur agroekologi
(2) Pendekatan khas untuk abadi polikultur, pengelolaan air, dan pentingnya Konfigurasi
agroekosistem melebihi apa yang didokumentasikan di literatur ilmiah dan dengan
demikian menyarankan jalan penyelidikan yang menjanjikan. (3) Diskusi tentang
praktik secara konsisten mengurangi kompleksitas, tantangan, dan risiko yang
dihadapi produsen dalam pengembangandiversifikasi dan sistem produksi terpadu.
(4) Pergerakan adalah memobilisasi berbagai bentuk dukungan sosial untuk
keberlanjutan, di lokasi geografis beragam. (5) Dan beasiswa di permaculture selalu
menjadi sektor marginal yang beragam, namun berkembang.
An Integral Framework for Permaculture
Brad McManus
The Sustainability Centre, Thailand
Makalah ini
menyajikan Permakultur sebagai pendekatan perancangan sistem untuk bekerja
dengan alam. Kerangka Integral diterapkan untuk mengidentifikasi fokus
Permakultur saat ini dan cara agar bisa menjadi lebih holistik. Dengan berbuat
demikian, Holon dibahas dalam konteks sifat saling terkait keberadaan kita.
Spiral pembangunan termasuk tingkat atau 'gelombang' disajikan, bersamaan
dengan petunjuk utama untuk memperhatikan kesehatan spiral di semua tingkat
atau 'gelombang' dan di semua lini atau 'arus' pembangunan. Tanpa fokus ini,
usaha untuk melihat keseluruhannya gambar mungkin tidak lengkap dan
terfragmentasi. Kerangka Integral untuk Permakultur disajikan.
Keuntungan-keuntungan Mengadopsi pendekatan semacam itu dibahas, bersamaan
dengan peran pilihan pribadi dan tanggung jawab pribadi bermain dalam mengejar
kesadaran yang lebih besar dan cara hidup yang lebih berkelanjutan.
Feeding and healing the world:
through regenerative agriculture and
permaculture
CHRISTOPHER
J. RHODES
Science
Progress (2012), 95(4), 345–446
doi:
10.3184/003685012X13504990668392
Penawaran
permakultur dan pertanian regenerative berpotensi sarana untuk menyediakan
makanan dan bahan dalam skala kecil, dan alamat isu emisi karbon yang lebih
luas, dan kekurangan sumber daya. Sejak lebih dari setengah Penduduk dunia
tinggal di kota-kota, nampaknya memperkuat ketahanan Dari lingkungan ini,
dengan menggunakan permakultur perkotaan, mungkin merupakan strategi penting
dalam mencapai penurunan yang diukur dalam penggunaan energi dan sumber daya
lainnya dari pada runtuhnya peradaban yang tiba-tiba.
INTI SARI PERMAKULUTURE, PERTANIAN BERKELANJUTAN DAN PRODUK
ORGANIK:
Di dalam permakultur perlu adanya pemahaman akan
kondisi lansekap dan penataan ruang didalamnya karena perlu memperhatikan
kondisi atau keadaan tanah dan tanaman yang memungkinkan untuk tumbuh. Konsep
permakultur merupakan konsep yang berupaya untuk menjaga Pertanian
berkelanjutan, karena permakultur menjaga harmonisasi alam dan manusia yang
berarti menjaga nilai nilai budaya setempat.
Pertanian dengan permakuluture sejatinya pasti akan menghasilkan produk
yang ramah lingkungan dan Manusiawi. Di indonesia permaculuture belum dikenal
oleh banyak orang, namun jika kita mulai mengenal dan mempraktikan konsep
permaculture kedalam kegiatan bertani maka sudah tentu hasil produk menjadi
produk organic. Salah satu konsep perkebunan yang sudah memakai teknik
permaculture kedalam bisnisnya adalah “Bumi langit di Yogyakarta”.