Minggu, 21 Januari 2018

Sistem Agribisnis seperti apakah yang cocok untuk Indonesia?


Permasalahan :
Negara Indonesia dengan kekayaan alam dan kekayaan iklim namun masih banyak petaninya yang “miskin” dan masih belum bisa memenuhi permintaan pasar dalam negeri? Mengapa bisa demikian? Sistem seperti apa yang pantas?
Pemecahan Masalah dari sudut pendang saya (sebagai pelaku usaha tani) :
            Menurut saya agribisnis mampu memberikan kemakmuran untuk pelaku usahanya. Sebagai contoh, dalam waktu setahun saja saya sudah bisa memecahkan rekor penjualan ciplukan hingga mencapai 50 juta per bulan. Pendapatan tersebut saya dapatkan salah satunya dari penciptaan ide kreasi dan kerja keras dalam menerapkan sistem manajemen “integrasi vertical” di dalam perusahaan.  Oleh karena itu, Kemakmuran bisa di rasakan secara cepat dan merata jika subsitem agribisnis di control manajemennya secara integrasi vertical. Secara tersirat agribisnis perlu manajemen dan pengontrolan yang baik. Untuk lebih jelas saya akan memberikan sistem seperti apa yang cocok untuk indonesia :
1.     Pendidikan dasar : Indonesia agar lebih cepat berkembang pertaniannya  yaitu dengan membuat program alumni fresh graduate pertanian wajib masuk desa minimal selama 2 tahun didampingin mentor pembisnis. Sepertinya petani muda indonesia harus mengadopsi sistem mahasiswa kedokteran yang sedang koas, dimana disana para mahasiswa akan dilatih lagi untuk mengasah keterampilan mereka. Bisnis pertanian tidak bisa dilakukan tanpa latihan terlebih dahulu, karena disana akan melatih mental liar calon pengusaha pertanian.
2.     Sistem pertanian yang cocok agar indonesia berkembang cepat adalah dengan pola integrasi vertical oleh beberapa pengusaha petani muda.  Dimana komando produksi, komando pemasaran dan komando distribusi di pegang masih oleh satu grup perusahaan. Komando vertical akan lebih terarah untuk satu tujuan sehingga semua elemen sistem bisa bekerjasama.
3.     Petani muda yang sudah membangun desa atau mengelola sumberdaya desa diberikan insentif bantuan modal atau peralatan untuk pengembangan bisnis.  Mengapa begitu? Sepengelaman saya, modal untuk pengembangan bisnis akan lebih besar daripada memulai bisnis akibat penetrasi pasar yang mulai besar. Pemerintah boleh membantu permodalan dengan tetap memantau arah perusahaan anak anak muda dalam negeri. Perusahaan pertanian yang sudah mulai bagus prospeknya sebaiknya pemerintah akusisi sahamnya, jangan di biarkan perusahaan baru itu di akusisi oleh perusahaan asing. Sehingga nantinya, pemerintah tetep bisa mendapatkan pemasukan bahkan mengontrol harga pangan pertanian dari para pengusaha startup yang sudah bersinergi dengan pemerintah.

4.     Pemerintah harus dominan mengatur kepemilikan lahan. Permasalah utama produksi yang kian menyusut dan lahan pertanian berkurang adalah karena sistem bagi waris. Orang tua di Negara indonesia tidak pernah memikirkan tanahnya nanti akan diapakan oleh anak anaknya, jadi suka asal bagi bagi warisan tanah. Sebaiknya bagi bagi warisan bukan dalam bentuk tanah tapi dalam bentuk uang atau barang lain. Tanah hanya boleh di jual atau wariskan kepada orang memang sudah diatur pemerintah untuk memegang bisnis pertanian, bukan untuk dikembangkan ke bisnis property atau yang lainnya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar